Wednesday 13 January 2016

Menteri BUMN Dorong Banyuwangi Jadi Daerah Produsen Gula (News)

Menteri BUMN Dorong Banyuwangi Jadi Daerah Produsen Gula

13-01-2016
BANYUWANGI –  Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno, terus mendorong pengembangan industri gula di Kabupaten Banyuwangi. BUMN melalui sinergi PT Perkebunan XII dan PT Perkebunan XI telah mendirikan PT Industri Gula, Glenmore (IGG) di Banyuwangi. Pabrik gula tersebut diharapkan bisa mengatrol produksi gula nasional. 
Saat melakukan kunjungannya, Rini melihat hasil panen daerah sekitar IGG cukup baik, rata-rata 120 ton tebu per hektare. "Melihat kondisi ini, saya optimistis industri gula nasional bisa semakin membaik dengan BUMN sebagai penggerak utamanya," kata Rini saat mengunjungi pabrik gula milik IGG di Banyuwangi, Rabu (13/1). Pabrik gula tersebut kini tengah disebut penyelesaiannya dan diharapkan bisa beroperasi tahun ini.
Rini berharap para petani bisa terus semangat menanam tebu.  "Petani adalah ujung tombak industri gula. Tanpa petani, pabrik gula akan mati," kata dia.
 Target lain dengan berdirinya PT IGG ini, imbuh Rini, Banyuwangi bisa menjadi salah satu daerah penghasil gula terbesar dan termoderen di Indonesia. Lebih dalam lagi, bisa memproduksi gula rafinasi sendiri. Sehingga kita tidak lagi import dan tidak terjadi kebocoran.
“Yang katanya gula rafinasi diimport untuk industri mamin dan bahan baku obat ternyata juga untuk konsumsi masyarakat. Sehingga gula produksi petani lokal kurang diminati. Jika kita bisa memproduksi gula rafinasi sendiri kesejahteraan petani akan terangkat,” tutur Rini.
IGG adalah pabrik gula yang dibangun oleh PT Industri Gula Glenmore. Pabrik ini merupakan  pabrik yang didirikan PTPN XII dan PTPN XI. Keduanya badan usaha milik negara (BUMN) dengan anggaran sebesar Rp 1,5 triliun.
Pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 3.110 hektar ini ditargetkan awal Juli 2016 mendatang sudah bisa giling perdana.
Ditambahkan Dirut PTPN XII, Irwan Basri, target 6.000 ton tebu per hari ini selanjutnya akan dikembangkan menjadi 8000 ton per hari pada tahun 2018.
“Saat giling perdana Juli 2016 nanti IGG akan memproduksi 48 ribu ton per musim giling. Secara bertahap jumlah ini akan diterus ditingkatkan pada musim giling berikutnya, yakni 81 ribu ton hingga 120 ribu ton,” kata Irwan.   
Untuk memenuhi target tersebut, lanjut Irwan, IGG membutuhkan lahan seluas 30 ribu hektar. Namun saat ini baru tersedia 6.000 hektar.
“Untuk memenuhi kekurangannya kami akan lakukan alih fungsi sejumlah lahan di perkebunan PTPN. Yang sebelumnya untuk menanam karet dan kakao akan dialihkan juga untuk menanam tebu. Kami akan mensosialisasikan kepada petani juga untuk untuk mulai menanam lahannya dengan tebu,” kata Irwan. (Humas Protokol)


Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment